Anggota Judi 303 Apa Sih
Bermain game judi slot online seolah-olah akan menjadi trend terbaru di masyarakat saat ini. Hal ini tidak lain dari permainan judi slot online sendiri memang memberikan segudang keuntungan untuk anda permainan slot online. Untuk dapat bertaruh pada slot online ini terlebih dahulu, Anda harus membuka akun permainan judi online. Untuk membuka akun game bisa dilakukan dengan mudah.
Situs judi online ternama di Indonesia juga turut memberikan kesenangan luar biasa melalui berbagai bonus dan promosi bagi pemain slot. Nilainya bahkan mencapai jutaan rupiah, diikuti lagi dengan tournament slot berhadiah ratusan juta. Bermain game tidak pernah semenyenangkan seperti saat bertaruh slot sekarang ini melalui berbagai hal tadi. Situs judi semakin berkembang dalam menghadirkan game paling berkualitas, bekerja sama dengan sebanyak mungkin provider dan terus merilis promosi bombastis.
Namun dari seluruh alasan mengapa slot begitu banyak dimainkan tadi, tahukah kamu bermain slot juga punya efek bahaya. Meski keliatannya sangat menguntungkan sekaligus menyenangkan tetapi aktifitas bertaruh slot bisa berhaya juga untukmu seperti kecandanduan dalam bermain judi slot online, tabungan yang akan terkuras dikarenakan judi adalah bertaruh dan belum tentu sepenuhnya menang, dan juga menimbulkan depresi apabila kalah.
Dalam KUHP dan UU ITE juga sudah dijelaskan tentang hukuman untuk judi ini sendiri, beberapa pasal yang membahas tentang judi adalah :
Pasal 303 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:
Perjudian yang dilakukan secara online di internet diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UU ITE yang menerangkan bahwa:
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.
Pasal 27 ayat (2) UU ITE jo. Pasal 45 ayat (2) UU 19/2016 juga menjelaskan bahwa para pemain judi online akan mendapatkan sanksi berupa pidana penjara maksimal enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.
Jadi untuk para kaum millennial dan para masyarakat Indonesia sudah seharusnya kita lebih waspada dalam melakukan sesuatu, karena sejatinya sendiri tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Apabila ingin mendapatkan harta melimpah maka bekerjalah sekuat tenaga dan jangan lupa untuk berserah dan beribadah kepada yang maha kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Hukum Selengkapnya
Anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem Eva Yuliana mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam pemberantasan judi online 303. Eva mengaku salut terhadap ketegasan Kapolri.
"Bapak Kapolri, saya salut dengan Bapak. Saya mengacungi jempol dengan ketegasan Bapak dalam membersihkan jaringan perjudian 303, yang disebut dengan 303," kata Eva dalam rapat bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Eva memahami pemberantasan judi online tidak bisa dilakukan dalam waktu sekejap. Dia berharap ketegasan dan komitmen Kapolri berlanjut ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu dalam membersihkan ini tidak bisa sekejap langsung bersih, dalam tahapannya pasti dengan komitmen dan ketegasan Bapak. Saya berharap ini bisa dilanjutkan dan ditingkatkan," ujarnya.
Lebih lanjut Eva mengajak semua pihak mengambil hikmah dalam kejadian tewasnya Brigadir J. Eva berharap kejadian ini bisa dijadikan dasar untuk reformasi dan evaluasi Polri.
"Berikutnya, Bapak Kapolri, rasanya saya ingin mengajak semua pihak, mari kita mengambil hikmah dari kejadian ini. Tidak ada kejadian yang tidak sengaja, semuanya memang sudah diatur oleh Tuhan. Oleh karena itu, saya mengajak semuanya untuk mengambil hikmah dari ini semua. Salah satu hikmahnya adalah mereformasi, mengevaluasi internal Polri, yang kemudian jadi Polri yang lebih baik, yang bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi arahan kepada jajarannya untuk tegas memberantas segala bentuk perjudian. Jenderal Sigit bahkan tak akan segan mencopot pejabat Polri yang terlibat kegiatan haram tersebut.
Awalnya Sigit meminta jajarannya tidak segan memberantas segala bentuk kejahatan, mulai peredaran narkoba hingga perjudian. Dia juga meminta agar jajarannya tidak arogan dan memperhatikan soal keberpihakan anggota dalam penanganan persoalan hukum.
"Mulai peredaran narkotika, perjudian baik konvensional maupun online, adanya pungutan liar (pungli), illegal mining, penyalahgunaan BBM dan elpiji, sikap arogan, hingga adanya keberpihakan anggota dalam menangani permasalahan hukum di masyarakat," kata Sigit dalam arahannya melalui video conference kepada seluruh jajaran se-Indonesia, Kamis (18/8/2022).
Sigit menyebut dirinya telah memerintahkan agar menindak tegas seluruh jenis perjudian. Tidak hanya itu, ia menuturkan berbagai bentuk pelanggaran pidana lainnya juga perlu ditindak.
"Mulai beberapa waktu lalu, saya sudah perintahkan, yang namanya perjudian, saya ulangi, yang namanya perjudian, apa pun bentuknya, apakah itu darat, apakah itu online, semua itu harus ditindak. Saya ulangi, yang namanya perjudian, apakah itu judi darat, judi online, dan berbagai macam bentuk pelanggaran tindak pidana lainnya harus ditindak," tuturnya.
Let’s watch this show on the app!
Scan this QR to download the Vidio app.
MELANJUTKAN kegemparan kasus judi online yang melibatkan sekian banyak karyawan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjanjikan akan memeriksa Budi Arie jika ada indikasi terlibat dalam kasus judi online semasa memimpin sebagai menteri di periode sebelumnya.
Kalau Kapolri menepati janjinya, ini akan menjadi isian rapor yang sangat bagus. Rapor? Ya, rapor.
Pemerintahan saat ini akan tancap gas dalam waktu 100 hari. Artinya, setelah atau bahkan mungkin tepat di hari keseratus usia Kabinet Merah Putih, Presiden akan menilai kinerja para pembantunya.
Siapa yang performanya bagus, siap lanjut sebagai menteri. Sementara menteri yang pencapaiannya ala kadarnya, apalagi yang tidak ada prestasinya, siap angkat kaki. Semestinya begitu.
Angka keramat 100 hari itu tentu harus disikapi secara tepat dan cepat oleh orang nomor satu di setiap kementerian dan setiap lembaga di bawah presiden.
Mereka, seperti tadi saya sebut, harus mengisi rapor mereka dengan angka bertinta serba biru atau hitam. Syukur-syukur emas. Jangan sampai merah.
Nah, siapa tahu mindset “mengisi rapor” itulah yang saat ini berputar-putar di sejumlah lembaga penegakan hukum.
Masa 100 hari masih lumayan lama. Namun, Kejaksaan Agung, per hari ini, jelas sudah punya portofolio istimewa.
Meringkus tiga hakim PN Surabaya. Lalu menahan Tom Lembong–memang agak kontroversial, tapi yang jelas Kejaksaan Agung sudah berhasil menggelandang mantan Menteri era Jokowi itu ke balik bui.
Satu lagi: Kejaksaan Agung juga sukses mencengkeram tengkuk salah satu petinggi Kementerian Perhubungan. Ringkasnya, belum satu bulan berlalu, sudah tiga tangkapan emas yang berhasil Kejaksaan jaring.
Selain Kejaksaan Agung, siapa lagi lembaga penegakan hukum yang punya torehan sama patennya?
Komisi Pemberantasan Korupsi tidak bergigi. Lantas, Polri. Warna seragam Polri dan Kejaksaan memang mirip. Sama-sama coklat.
Namun, sejak peluit start ditiup, apa boleh buat, Polri kurang sigap merebut momentum. Staf Komdigi yang diamankan terkait judi online pun masih sebatas karyawan rendahan.
Kecuali jika Polri sanggup menyikat sindikat judi online hingga ke level atas Kominfo atau–sekarang–Komdigi, barulah Polri bisa dibilang mempersempit jarak sprint-nya dengan Kejaksaan Agung.
Sebetulnya ada satu langkah besar yang bisa Polri lakukan untuk menyalip kinerja Kejaksaan Agung. Satu langkah, yaitu bongkar habis Konsorsium 303.
Baca juga: Mengingat Lagi Janji Kapolri Mengusut Konsorsium 303 dan Komitmen Bersih-bersih Internal
Masih ingat Konsorsium 303? Bagi Anda yang lupa atau pura-pura lupa, saya bantu ingatkan Anda.
Sekitar dua tahun lalu, tersebar bagan yang disebut-sebut sebagai jaringan mafia judi di kepolisian. Mafia jahat ini memakai nama sandi Konsorsium 303.
Kenapa 303? Karena 303 adalah nomor pasal dalam KUHP. Pasal tentang segala jenis tindak perjudian.
Siapa saja petinggi Kepolisian yang tercantum namanya dalam bagan Konsorsium 303 itu? Silakan cari sendiri di Google.
Di mana markas Konsorsium 303? Kata Indonesia Police Watch, hanya selemparan batu, hanya 200 meter dari Mabes Polri.
Jadi, hitung-hitungan di atas kertas, semestinya tidak sulit-sulit amat bagi Polri untuk mencuci bersih kantornya dari oknum personel yang terlibat dalam judi online.
Apalagi karena pemberantasan judi online kini dinaungi oleh Satgas Pemberantasan Judi Online, maka sepele sebetulnya membabat mulai dari bos-bos besar judi online.
Baca juga: Polri Bentuk Tim Gabungan Dalami Dugaan Konsorsium 303 dan Judi Online
Namun, di situ pula memang letak ‘kesulitan’ utamanya. Sudah sejak lama para ilmuwan psikologi forensik menyebut istilah Curtain Code alias Kode Tirai.
Jadi, bersih-bersih ke dalam akan terus terganjal karena sesama personel penegakan hukum punya kebiasaan buruk antarmereka.
Yaitu, menutup-nutupi segala koreng, kudis, penyimpangan, bahkan kejahatan yang dilakukan oleh sesama kolega. Ini memang manifestasi kesetiakawanan alias jiwa korsa menyimpang.
Terdapat sejumlah alasan sesama personel penegakan hukum justru saling tutup mulut. Pertama, karena mereka menyeruput kuah soto dari mangkuk yang sama.
Kuah panas alias uang haram hasil penyimpangan, bahkan kejahatan itu sudah menciprat ke mana-mana.
Kedua, karena sesama personel juga sudah pegang kartu As satu sama lain. Jadi, kalau ada yang ‘sok alim’, siap-siap aibnya-dosanya juga dibuka.
Nah, agar anggapan seperti itu bisa dibuktikan mengada-ada, atau bualan belaka, maka silakan: Polri investigasi keberadaan Konsorsium 303. Hasilnya, umumkan ke publik dan media. Siapa tahu publik bakal percaya.
Baca juga: Polri: “Konsorsium 303” Judi Online Tidak Ada
Itu dia quantum leap yang akan membuat Polri melaju menempel, bahkan melampaui lari kencang Kejaksaan Agung sebelum 100 hari.
Sisi lain, ada sejumlah pihak yang meluapkan kegelisahan mereka. Pertanyaan mereka kurang lebih sama: bagaimana caranya agar kita tidak terjerumus dalam judi online? Tidak tersesat menjadi kaum PRO-J-O: Problem Judi Online.
Kata “terjerumus” atau “tersesat” menunjukkan bahwa masyarakat memandang judi online serba negatif adanya.
Itu betul. Karena itulah semua pihak sepantasnya sepakat, bahwa ketika problem judi online ini sudah amat-sangat kritis seperti sekarang, pidana harus dikedepankan.
Jadi, by default, siapa pun yang terlibat dalam judi online harus dipidana. Itu sikap paling mendasar yang perlu masyarakat anut.
Tinggal lagi, agar cermatan menjadi lebih komprehensif, masyarakat juga perlu tahu bagaimana psikologi forensik memandang masalah judi, termasuk judi online.
Pertama, judi adalah pelanggaran hukum. Bahkan beranak pinak menjadi masalah pencucian uang, pencurian identitas, kejahatan kripto, dan sebagainya.
Karena itu, siapa pun yang berjudi (melanggar hukum), konsekuensinya harus dipidana. Habis perkara.
Jangan-jangan, Konsorsium 303--kalau memang ada--termasuk dalam tipe pertama di atas.
Kedua, ini mulai sedikit pelik. Bahwa ternyata ada orang-orang yang berjudi sebatas untuk tujuan rekreasional. Bagian dari sosialisasi.
Di tempat kenduri ada judi, mereka ikut berjudi. Kenduri bubar, judi pun kelar. Selesai. Judi, sekali lagi, ‘cuma’ cara untuk mencairkan suasana.
Ketiga, ini memang parah separah-parahnya parah. Mereka berjudi karena sudah mencandu, sudah adiksi.
Walaupun adiksi judi bukan istilah yang sepenuhnya ilmiah. Karena judi sudah kadung menjadi penyakit, penanganannya adalah lewat pengobatan. Supaya sembuh psikis dan spiritualnya si pejudi.
Terakhir, ini layak dijuluki sebagai dajal sedajal-dajalnya dajal. Orang-orang dalam rumpun ini menjadikan judi sebagai pekerjaan mereka.
Mengisi periuk nasi mereka lewat judi. Menyuapi suami, anak, istri, keluarga mereka dari hasil judi. Tambah lagi, mengajak orang-orang untuk juga menggeluti ‘pekerjaan’ yang sama. Seolah normal.
Faktanya, malu dan ngeri juga mereka mengakui sebagai pejudi ‘profesional’.
Kompleks? Betul. Lempar handuk? Jangan. Lawan? Harus.
Apa itu gacor kerap dipertanyakan pada jagad media sosial hingga kalangan milenial. Cari tahu selengkapnya di sini! Penggunaan bahasa dan istilah gaul baru kerap ditemukan di masyarakat, sehingga banyak menimbulkan pertanyaan akan maknanya ketika bahasa tersebut mulai populer digunakan.
Salah satu kata gaul yang banyak disebut belakangan ini adalah gacor. Sebenarnya, apa itu gacor dan dalam konteks apa kata tersebut digunakan? Makna gacor wajib diketahui nih agar kamu tidak bingung ketika ada yang menyebutkannya, apalagi jika kamu suka bermain game atau berprofesi sebagai pengemudi ojek daring. Langsung saja, simak pembahasannya bersama-sama di bawah ini!
Berbagai pengertian Gacor berdasarkan konteks kalimat di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengenal Apa Itu Gacor yang Sebenarnya
Pengertiannya akan berbeda-beda lantaran tergantung pada konteks penggunaannya. Namun secara umum, makna sebenarnya adalah pujian untuk seseorang karena telah melakukan sesuatu yang hebat. Gacor dalam hal ini adalah hebat, keren, atau mantap yang biasa digunakan pada istilah olahraga atau saat bermain game. Kata ini bisa digunakan saat pemain bola tampil mengesankan dan terus mencetak gol sebanyak-banyaknya. Kamu bisa mengetahui contoh kalimat berikut, “Cristiano Ronaldo tampil gacor dan cetak hattrick saat melawan Real Madrid.” Dalam bahasa gaul juga menandakan pujian untuk seseorang yang melakukan hal hebat.
2. Menurut Pengemudi Taksi dan Ojek Online
Sementara itu, gacor juga kerap menjadi salah satu kosakata yang umum bagi pengemudi ojek maupun taksi online. Di kalangan pengemudi online, gacor merupakan sebuah akronim yang bermakna “gampang cari orderan”. Konteks ini sering digunakan saat seorang pengemudi online kebanjiran order dan mudah mencari pelanggan, bahkan penawaran terus datang silih berganti.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tak hanya dalam bahasa gaul saja, istilah gacor ternyata juga terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun ternyata maknanya jauh berbeda dari bahasa gaul. Menurut KBBI, gacor artinya berkicau di setiap tempat dan waktu. Tentunya di sini lebih umum dipakai oleh pencinta burung.
Selain gacor, sebenarnya ada beberapa istilah lain yang sering digunakan di komunitas ojek online. Misalnya gagu atau anyep, yang merupakan lawan kata dari gacor untuk menjelaskan kondisi sepi orderan. Kemudian ada juga istilah tupo, atau kependekan dari tutup poin. Ungkapan in untuk menunjukkan bahwa target poin harian yang diberikan sudah dipenuhi, dan bisa mendapatkan bonus jika mau mengambil pesanan lagi di hari tersebut.
Vermuk, pernahkah Anda mendengarnya? Ungkapan ini biasa digunakan oleh pengemudi baru yang belum melakukan verifikasi wajah. Vermuk sendiri kependekan dari verifikasi muka, yang diperlukan untuk verifikasi akun pengemudi yang akan didaftarkan.
Terakhir dalam daftar ini, dan tentu masih banyak istilah lain, adalah posdim, yang merupakan singkatan dari posisi di mana. Ungkapan ini biasa digunakan antar driver untuk menanyakan tempat nongkrong, atau kepada pengguna untuk menanyakan posisi tepatnya.
Jika dilihat dari beberapa versi dan keadaan di lapangan secara langsung, gacor oleh komunitas pekerja ojek online dijadikan ungkapan untuk seorang yang mendapatkan orderan lancar seharian penuh. Jadi setelah menyelesaikan satu order, kemudian lekas mendapat order lain, demikian seterusnya.
Tentu saja hal ini sangat menguntungkan pengemudi ojek online, karena secara langsung poinnya akan terus bertambah, serta kemungkinan mendapatkan tip dari pelanggannya juga meningkat. Maka dari itu, istilah ini sering disebutkan dengan nada gembira dan penuh kebahagiaan.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang apa itu gacor dalam berbagai konteks, khususnya dalam bahasa gaul. Istilah gacor sebenarnya digunakan pada banyak komunitas lain, salah satu komunitas yang juga menggunakannya adalah komunitas pecinta burung kicau. Namun tentu, terdapat perbedaan arti dalam penggunaannya, meski kata yang digunakan serupa.