Gambar Sejarah Jepang Menjajah Indonesia

Gambar Sejarah Jepang Menjajah Indonesia

Kependudukan Jepang di Indonesia berakhir

Setelah Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, akhirnya Jepang hengkang dari Indonesia pada 17 Agustus 1945, bertepatan dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno.

Kepergian Jepang dari Indonesia didasari oleh kekalahannya dalam Perang Pasifik setelah dua kota penting di negaranya, yaitu Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) dibom oleh Amerika Serikat.

Kehancuran yang disebabkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sekaligus ancaman dari Uni Soviet membuat Jepang sadar bahwa sudah tidak ada harapan lagi untuk menang.

Akhirnya, pada 14 Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Pasukan Jepang berusaha menyembunyikan berita kekalahan mereka dari para pemuda Indonesia.

Akan tetapi, berita itu terdengar oleh salah seorang tokoh pejuang kemerdekaan, yaitu Sutan Sjahrir.

Begitu Sutan Sjahrir mendengar berita tersebut, ia langsung menindaklanjutinya dengan mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Pada akhirnya, kependudukan Jepang resmi berakhir di Indonesia pada 17 Agustus 1945, bersamaan dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

KOMPAS.COM - Sebelum Restorasi Meiji, Jepang adalah negara miskin yang terus-menerus menyerap budaya China pada abad ke-18.

Jepang kemudian mengadopsi budaya China dan semua yang memiliki pengaruh besar terhadap peradaban mereka sejak abad ke-5.

Kemudian, sepanjang abad ke-19, Jepang berusaha memulihkan diri dengan meniru praktik-praktik Barat hampir di semua bidang, termasuk pemerintahan, ekonomi, sekolah, dan militer.

Jepang memulai pengambilalihan Asia Tenggara pada Desember 1941 setelah negosiasi untuk mengamankan pasokan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941.

Pada saat yang sama, sebuah kelompok di Sumatera mendapat bantuan dari Jepang dalam pemberontakan melawan Belanda.

Perlahan tapi pasti, Jepang kemudian berhasil merebut daerah-daerah lain di Indonesia hingga akhirnya membuat Belanda menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Indonesia pun jatuh ke dalam pendudukan Jepang yang berlangsung selama sekitar 3,5 tahun hingga 17 Agustus 1945.

Lantas, apa latar belakang dan tujuan Jepang menduduki Indonesia?

Baca juga: Mengapa Belanda Datang Terlambat ke Indonesia?

Spanyol (1521-1529)

Masa penjajahan Spanyol berlangsung cukup singkat, sekitar 1521-1529 di tengah penguasaan Nusantara oleh Portugis. Kala itu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku dan bersekutu dengan Kerajaan Tidore.

Kedatangan Spanyol rupanya mengusik Portugis karena mengancam penguasaan bisnis di Indonesia. Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu yang berbeda.

Akhirnya, perlawanan antara kedua penjajah pun terjadi. Mereka akhirnya berdamai melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan Maluku dan boleh mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina.

Sementara Portugis tetap berada di Maluku. Akhirnya, negara yang pernah menjajah Indonesia itu pun harus angkat kaki dari Nusantara.

Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia

Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.

Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.

Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.

Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.

Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja.

Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.

Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.

Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.

Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya.

Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.

Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?

Hindia Belanda Dilirik untuk Dijadikan Tempat Pemasaran

Setelah hasil bumi dikeruk, Jepang juga melihat tempat Hindia Belanda yang strategis. Ini yang membuat Jepang menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri mereka.

Produk-produk yang dijual Jepang meliputi pakaian, sepatu, sabun, rokok, makanan kaleng, mesin dan masih banyak lagi.

Meski begitu, tujuan Jepang ini akhirnya tidak tercapai karena situasi perang yang membuat kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda menurun drastis. Selain itu, harga produk Jepang yang relatif lebih mahal membuat produk-produk tersebut kurang diminati.

Sambutan Rakyat Indonesia

Setelah mengetahui sejarah awal masuknya Jepang ke Indonesia, lantas bagaimana sambutan rakyat Indonesia pada saat itu?

Rupanya, sambutan rakyat Indonesia kala itu sangat senang. Sebab, rakyat Indonesia memandang Jepang sebagai 'Saudara Tua' karena memiliki latar belakang sesama bangsa Asia.

Rakyat Indonesia juga menyakini bahwa Jepang dapat membebaskan Indonesia dari kekuasaan Belanda yang menjajah selama ratusan tahun. Selain itu, ada pula faktor kepercayaan ramalan Jayabaya, sehingga rakyat simpati pada Jepang.

Di sisi lain, Pemerintah Jepang juga menyebarkan propaganda berupa dukungan kepada rakyat Indonesia untuk merdeka seperti membenci Belanda, memperbolehkan berkibarnya Bendera Merah Putih, dan memperdengarkan Lagu Indonesia Raya.

Jepang juga menyebarkan propaganda gerakan 3A, yaitu Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Propaganda ini seolah menekankan bahwa Jepang mendukung Indonesia sebagai sesama bangsa Asia.

Tak ketinggalan, Jepang juga berusaha mencuri hati rakyat Indonesia dengan mendirikan berbagai organisasi seperti Putera, Jawa Hokokai, sampai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas untuk menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan Indonesia untuk merdeka.

Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia, sehingga menumbuhkan harapan di hati rakyat maupun para tokoh nasional.

Padahal, Jepang ingin menggunakan rakyat Indonesia yang masuk dalam organisasi semi militer dan militer mereka untuk ikut berperang melawan Amerika Serikat dan Sekutu di tengah perang.

Lokasi Indonesia strategis

Secara geografis, Indonesia memiliki lokasi yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, ini berarti Jepang dapat mengendalikan jalur pelayaran penting antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Lokasi yang strategis ini memberikan keuntungan besar bagi militer Jepang secara signifikan dalam menghadapi pasukan sekutu.

Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu

Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.

Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.

Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.

Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.

Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.

Indonesia pernah dijajah oleh enam negara sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang.

Alasan penjajahan ini beragam. Mulanya, mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguasaan sumber daya alam ini bukan semata-mata untuk mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari saja, namun juga untuk dijual lagi ke bangsa lain. Dengan begitu, mereka bisa membangun bisnis yang menguntungkan.

Maka tak heran bila para negara yang pernah menjajah Indonesia biasanya mengincar daerah-daerah strategis di Tanah Air, seperti yang kaya dengan rempah sampai dekat pelabuhan.

Tak sedikit pula teori yang menyatakan penjajahan ini dilakukan untuk turut menyebarkan kepercayaan agama Katolik dan Kristen ke Nusantara.

Belanda (1602-1942)

Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan dilakukan selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia.

Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.

Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam, namun juga sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.

Kebijakan ini berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal.

Bahkan, dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

Negara yang pernah menjajah Indonesia lainnya, lanjut halaman dua...

Kota-kota yang Diserang Jepang pada Januari-Februari 1942

Setelah beberapa wilayah Kalimantan ditaklukkan, Jepang melanjutkan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Hindia Belanda. Beberapa wilayah yang berhasil dikuasai antara lain:

- Kota Balikpapan pada 24 Januari 1942- Pontianak pada 29 Januari 1942- Samarinda pada 3 Februari 1942- Banjarmasin pada 10 Februari 1942- Ambon pada 4 Februari 1942- Palembang pada 16 Februari 1942- Teluk Banten, Eretan Wetan, dan Kragen pada 28 Februari 1942.

Keberhasilan Jepang menaklukkan wilayah Hindia Belanda dengan singkat membuat pihak Belanda kalang kabut. Akibatnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, A.W.L Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.

Kedatangan Jepang Sempat Disambut Gembira

Dikutip dari Kemdikbud, pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang disepakati dalam perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan itu, Jepang dapat menarik hati rakyat Indonesia, bahkan disambut gembira.

Jepang kemudian mulai menggunakan data-data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati rakyat.

Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.

Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.

Ditambahkan dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk, Jepang memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan:

1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.

2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.

3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.

4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru. Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Kimigayo.

Pihak Jepang juga menarik perhatian para pemuda di Indonesia dengan bergabung ke dalam pasukan pembela tanah air (PETA), yang dibentuk untuk melawan Sekutu selama Perang Dunia II.